THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 11 Maret 2011

Tau Apa Padahal Gatau Apa

Di dunia ini banyak hal yang ter-rahasia-keberadaan nya dan kemunculannya. Sebuah contoh sempit, ketika suatu hari Guru Bahasa Indonesia datang ke kelas, dengan menjelaskan panjang lebar mengenai teknis rapor sisipan. Beliau memutuskan untuk mengosongkan nilai psikomotorik sekelas, karena mayoritas belum maju untuk pidato. IS THE JUSTICE STANDING AROUND? OR JUST HIDING INTO SOMETHING?. Lalu bagaimana dengan yang sudah maju, kosong nilainya? Bukan masalah solidaritas atau apapun itu namanya. Sekarang unas adakah yang namanya solidaritas? degradasi.

Kemudian, jika kamu mewawancari seseorang pada suatu masa. Tak berapa lama kemudian, sebelum kamu sempat meluaskan amanah darinya, beliau meninggal dunia. Bagaimana perasaan? Ketika beliau (semasa hidup) mengatakan bahwa, kekurangan anak Smala hanya satu, jika berpapasan dengan satpam tidak menyapa, benarkan kalian sudah menyapa satpam sekolah masing-masing? refleksi.

Dan jika, bermitosis dengan jaringan sosial. Dimana isinya hanyalah curhatan -yang menurut kamu itu sangat tidak penting- dan kamu menuliskan sesuatu yang selalu berdasar atas apa yang ingin kamu tulis. Imajinatif, Ilusi, Jenaka, Galau, apapun itu. Pernahkah kamu berpikir pada dua sisi? egoisme ataukah tidak sepaham.

Aku rasa mereka lah yang terlalu berlebihan. Idealis. Nyatanya, hidup itu berliku dan penuh kejutan. Sama seperti anggaran tak terduga sebesar 10% dari total anggaran. Benarkan yang disebut "tak terduga" itu hanya 10%? Lalu seperti, bagaimana menyikapi sesuatu yang tidak sesuai dengan "menurut aku"? Kalau aku yang jawab, aku akan melakukan apa yang aku anggap benar. Aku akan tetap bersikap tidak idealis, karena pahamku, tidak diperlukanlah idealis dan perfeksionis. Aku akan melakukan tindakan preventif dan bukan "meramal" kan sesuatu hal. Dan aku akan berusaha mencari tahu apa-apa saja yang berhubungan dengan aku. Juga porsiku sebagai anggota masyarakat sesuatu status sosialnya. Aku bukan berkoar-koar tidak akan 'makan' porsi orang lain, makan pekerjaan jabatan lain, aku hanya merasa malas dan itu tidak penting. Sekali lagi, tidak penting. prioritas

Masih abu-abu?
Maksudku, semua nya berubah. Degradasi secara tidak langsung menjadi prioritas. Egoisme dan Solidaritas seakan tak ada jurang yang dalam sebagai pemisah. Dan refleksi, orang-orang mulai lupa dengan adanya cermin. Mereka hanya menghitung, besar fokus, jarak bayangan atau apapun itu, tanpa tahu makna refleksi. ironis. Dan ironis, saya pun tidak se-perfek itu. Aku tidak sepaham dengan orang-orang perfeksionis. Sebagai pemimpin, yang cawe-cawe. Aku (walau agak susah sebenarnya) akan selalu berusaha memberikan kepercayaan kepada mereka-mereka.

0 tanggapan: